THE ACCENTURE PORT SOLUTION DAN DIGITALISASI INFRASTRUKTUR MENUJU PELABUHAN MODERN INDONESIA

Dalam lingkungan yan sangat kompetitif dan cepat berubah ini, operator pelabuhan harus terus berinovasi. Dengan karakteristik pelabuhan tumbuh dan berkembang menjadi World Class Port, sudah seharusnya pelabuhan tidak stand alone, karena pelabuhan terdiri atas beberapa port activity dan supply chain. Itu sebabnya ia telah menyusun konsep baru untuk mendukung Tol Laut, yaitu Integrated Chain Port. Maka untuk menciptakan logistic cost yang lebih murah dan berdaya-saing tinggi, pelabuhan harus terintegrasi dan linked dengan supporting business-nya, berupa transportasi, logistic activity, termasuk pergudangan dan termasuk pabrikan. Maka pelabuhan harus jadi supply chain.Dikatakan Integrated. Ke depan, kalau kita ingin membangun pelabuhan gak cukup hanya pelabuhan, harus ada kawasan Industri di sekitarnya.

IPC telah menetapkan sejumlah rencana-rencana, antara lain melakukan aliansi strategis dengan Kawasan Berikat Nusantara, dengan Kawasan Industri Pulo Gadung, dan seterusnya.
Di luar itu, Elvyn terinspirasi oleh konsep hotel chain, seperti jaringan Marriot yang ada di Eropa, di London, Singapore, Jakarta, memiliki range yang berbeda-beda tapi standard-nya sama. Mendukung Tol Laut, salah satunya harus ada konektifitas antar daerah. Konektifitas itu akan baik kalau pelabuhan memiliki kesetaraan, dalam kualitas pelayanan, ini yang dinamakan chain.
Grounded Car Terminal Indonesia
Rantai pelabuhan utama Indonesia harus terhubung dengan service level yang sama, pola operasional yang sama, tingkat kedalaman laut yang sama sehingga kapal besar bisa datang langsung, tinggal pilih. Integrated chain port sebagai gagasan baru dalam membangun pelabuhan berkelas dunia.
IPC sebagai strategic holding, aktifitasnya banyak dilakukan oleh operating company yang saat ini ada 15 anak perusahaan. IPC juga memiliki 12 cabang di 12 daerah. Pelabuhan-pelabuhan yang ada di daerah tersebut sebagai perpanjangan tangan IPC dalam memberikan layanan kepelabuhanan. Di Indonesia ada banyak pelabuhan lain yang dikelola oleh operator lain.
“Saya mengusahakan, bagaimana pelabuhan-pelabuhan itu memiliki standar yang sama, itu yang disebut port chain. Kalau di grup kita, (PT Pelindo II) sudah jelas, pasti.”
selain itu, setiap pelabuhan cost-nya berbeda-beda, ada yang disebut pelabuhan utama, pelabuhan pengumpul, pelabuhan pengumpan, dan seterusnya. Peran pelabuhan pengumpan tidak bisa dilakukan di pelabuhan utama, karena karakteristiknya berbeda. Tapi diusahakan agar standar operasinya, sistemnya, service-nya itu bisa disamakan.
Menurut Elvyn, sejauh ini bottom line dari 12 cabang IPC sudah positif, kecuali yang sebelumnya bekerja-sama dengan anak-anak perusahaan. Pada awal ia bergabung dengan IPC, approach pengelolaan cabang perusahaan sedikit berbeda. Tapi kemudian ia mengubahnya, cabang-cabang IPC harus dimurnikan.
Sebelumnya, ada cabang yang aktifitasnya dilakukan oleh anak perusahaan, sehingga cabangnya sendiri tidak menguntungkan. Sejak tahun 2016 Elvyn melakukan restrukturisasi cabang-cabang IPC untuk dimurnikan sebagai pemilik konsesi. Sehingga tahun 2017 dipastikan semuanya sudah untung, dan setiap anak perusahaan dituntut agar bottom line-nya positif.
The Accenture Port Solution mencerminkan pemahaman terhadap tantangan yang dihadapi operator terminal dan otoritas pelabuhan, itu termasuk spektrum yang luas termasuk konsultasi, teknologi dan jasa outsourcing. Menurut studi bersama oleh Accenture dan Shanghai International Port (Group) Co, Ltd, jawabannya terletak pada digital. The “port + digital” strategi dapat membantu membuka kemacetan efisiensi dengan menghubungkan semua pemangku kepentingan di pelabuhan dan ekosistem perdagangan, baik pelaku kecil, besar, local, internasional. port masa depan harus memanfaatkan peluang transformasi bisnis menjadi digital dan beroperasi sebagai “Connected port” menghubungkan node dari rantai pasokan dan menyediakan koridor perdagangan digital untuk perdagangan dunia.
Pelabuhan di Indonesia bakal menjadi Smart Port atau Digital Port yang sudah terintegrasi secara digital. Integrasi layanan itu tidak hanya melibatkan pengelola pelabuhan semata tetapi juga berbagai pemangku kepentingan lainnya di antaranya bea cukai.
Menyiapkan pelabuhan modern yang diyakini mampu meningkatkan efektivitas layanan pelabuhan serta efisiensi sumber daya yang dibutuhkan di pelabuhan, tantangan terbesar adalah mentransformasi pelabuhan menjadi smart port ataupun digital port sehingga mampu menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia sudah menjalankan pelabuhan yang modern. “Selain bertukar ide, inovasi, dan informasi, nantinya kami ingin membangun aliansi berbagai pelabuhan di dunia.” Saat ini, sejumlah pelabuhan di Indonesia sudah dilaksanakan. Kendati demikian masih sangat perlu untuk ditingkatkan. “Masih perlu juga untuk tukar-menukar pengetahuan dan ekspertise dari inovasi-inovasi yang sudah dilakukan di pelabuhan besar di dunia.”


by Enggal Ady Irmawan
Grounded Car Terminal Indonesia 
15/04/2018

Related Posts:

0 Response to "THE ACCENTURE PORT SOLUTION DAN DIGITALISASI INFRASTRUKTUR MENUJU PELABUHAN MODERN INDONESIA"

Posting Komentar