KEBERADAAN MIDDLE-MEN DAN SUPPLY CHAIN DIGITIZING PLATFORM IN INDUSTRY 4.0

It is about raising the pace of growth and enlarging the size of the economy, while levelling the playing field for investment and increasing productive employment opportunities.
-World Bank-
Go Digital: Do or Die,bukan lagi isapan jempol. Dengan populasi 3,8 miliar  warganet di seluruh dunia (Data: US Census Beurau), dan 132,7 jutanya di Indonesia, ‘badai’ digital telah dan akan memakan banyak korban. jika tidak mampu beradaptasi dengan dunia digital.
Industri 4.0 adalah industri generasi keempat yang telah dibuatkan peta jalan (road map) oleh Pemerintah Indonesia dalam rangka menuju Indonesia sebagai 10 besar ekonomi dunia pada 2030 melalui pemanfaatan teknologi berbasis digital.
Grounded Car Terminal Indonesia
Melalui pemanfaatan teknologi berbasis digital yang menjadikan proses operasional kerja dan layanan pelanggan lebih murah, mudah dan berdaya saing.
Menciptakan “kreatifitas kebutuhan (demand creation)” generasi milenial sehingga tercipta penggerak (trigger) ekonomi berbasis digital, yang antara lain kita kenal sebagai financial technology, payment gateways, digital market place dan on line store, yang semuanya mengandalkan kecepatan, big data, transparansi dan internet of thing (IoT). percepatan perkembangan industri yang sudah ada ini harus disiasati dengan melibatkan teknologi maju (advanced technology) dalam prosesnya yang sekarang dikenal dengan era Industri 4.0
How Digitization Makes the Supply Chain More Efficient, Agile, and Customer-Focused” — shares insights on how digitization is transforming supply chains :
•The integrated supply chain ecosystem
•The evolution of the digital supply chain
•Eight key elements of digital supply chains
•Frameworks to improve logistics and supply chain visibility
•Digitization of procurement
•Analytics, robots, and 3D printing in the supply chain
Grounded Car Terminal Indonesia
Harapan kedepan untuk terealisasi produk-produk di Indonesia mempunyai daya saing yang tinggi, mata rantai pasok di dalam negeri juga semakin baik, dan terakhir tentunya kita berharap biaya logistik dalam beberapa tahun ke depan bisa berkurang
Jika dilihat lebih dalam, perkembangan ekonomi digital tidak benar-benar menghilangkan lapangan kerja ataupun tidak menciptakan lapangan kerja. Aktifitas ekonomi berbasis digital sebenarnya hanya mengubah struktur tenaga kerja. Peran middle-men tidak hilang, hanya saja berbeda dalam hal siapa yang memberi pekerjaan, bagaimana pola kontrak kerja dan bagaimana pertanggung-jawabannya. Pada pola perekonomian konvensional, ketiga komponen diatas sepenuhnya dipegang oleh pengusaha. Karyawan bekerja, bertanggung jawab dan terikat kontrak kepada pemilik usaha. Quality control, standar kerja dan upah dikendalikan oleh sang pengusaha. Beda halnya dengan pola digital. Middle-men tidak langsung bekerja dan terikat dengan pengusaha tetapi lebih terikat kepada konsumen. Menganut pola Loose Contract, middle-men tetap sebagai kepanjangan tangan pengusaha namun pola quality control dipegang oleh konsumen. Fitur pemberian rating dalam dunia digital membuat reputasi para middle-men dipegang oleh konsumen. Hal ini karena para middle-men bekerja secara independen dan tidak terikat kontrak hubungan kerja yang mengikat kepada satu perusahaan sehingga kehadiran mereka sulit untuk dicatat dalam angka tenaga kerja. Belum kuatnya institusi pemerintah untuk menangkap aktifitas digital inilah yang menyebabkan penurunan angka penciptaan lapangan pekerjaan dan naiknya angka pengangguran.
Bila  sinergi antar institusi dapat berjalan dengan solid, maka perkembangan digital menjadi peluang yang sangat terbuka bagi pertumbuhan perekonomian di Indonesia.

if you are not in the digital world, you are nowhere


by. Enggal Ady Irmawan 
Grounded Car Terminal 
04/05/2018


Related Posts:

0 Response to "KEBERADAAN MIDDLE-MEN DAN SUPPLY CHAIN DIGITIZING PLATFORM IN INDUSTRY 4.0"

Posting Komentar