CUSTOMER EXPERIENCE MAPPING BUDAYA CONTINOUS IMPROVEMENT

Kita tentu tahu bagaimana kisah hidup Thomas Edison mencoba melakukan percobaan hingga ribuan kali untuk dapat menemukan lampu listrik, gramofon, proyektor film, juga memiliki lebih dari 1000 penemuan yang dipatentkannya.Sungguh produktif kemampuan inovasinya.

Siapkah kita melahirkan inovasi yang berkelanjutan dan menjadi pembeda (diferensiasi) dengan kompetitor perusahaan.

Dalam innovation management, ada 2 pendekatan yang biasanya sering digunakan, yaitu apakah ingin bermain.
1.Blue Ocean strategy, dalam arti melahirkan produk yang betul-betul baru, “first to the world”, tidak menghasilkan produk yang umum seperti orang lain, yang benar benar melahirkan produk yang unik atau kita mau menggunakan jalan yang lebih singkat dan tidak menghabiskan waktu yang lama.
2.Red Ocean strategy, dengan membuat produk yang sudah banyak diciptakan juga oleh orang lain, memilih untuk menjadi “me-too producer dan kita hanya melakukan pembedaan yang tidak signifikan, misalnya hanya setting harga yang lebih murah dengan features yang kurang lebih sama.
Grounded Car Terminal Indonesia
Bagaimana kita dapat membangun budaya kreatif dan inovatif ini di lingkungan kerja. Sungguh PR yang tidak mudah.
Menyadari bahwa peran fungsi kreatifitas dalam proses inovatif merupakan hal yang penting dan umumnya kreatifitas dapat ditingkatkan dan dikembangkan pada setiap orang,memberikan kesempatan bagi otak kita untuk calm down dan dapat berpikir out of the box.
Lingkungan kerja yang mau mendukung adanya perubahan, akan mendorong lahirnya ide ide kreatif. Perusahaan perlu memberikan waktu dalam setiap harinya untuk membiarkan karyawannya beradu ide dan brainstorming, memberikan kesempatan untuk bawahan berani mengambil keputusan ( empowerment) tanpa merasa takut mendapatkan kritikan atau punishment, menyusun mekanisme penghargaan dan benefit terhadap setiap karyawan yang terlibat aktif dalam membangun ide kreatif dan inovatif.
Ada kasus sebuah perusahaan, perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal. beberapa waktu yang lalu tiba tiba menghilang dalam waktu singkat karena terlena dan tidak melakukan inovasi yang kreatif secara konsisten.
kemampuan untuk mengasah dirinya dan team kerjanya agar dapat terasah menghasilkan penciptaan nilai baru ( value creation) dalam setiap alur bisnis yang ada. Kreatifitas perlu didorong dari kepekaan mengamati  lingkungan yang terjadi sehingga budaya continous improvement menjadi nafas dari setiap perusahaan.
Kekeliruan inovasi tersebut yaitu:
Smash-Hit Fallacy
Sprinter Game Fallacy
Ideation Fallacy
Concord Fallacy
Banyak inovator menganggap kesuksesan inovasi adalah sukses besar sekali pada momen peluncuran. Begitu sukses pada momen tersebut, inovator berpikir kesuksesan bakal terus terjadi.
Perusahaan pun lantas berpikir model bisnis yang dijalankannya sudah final sehingga terburu-buru menambah cabang baru secara agresif.
Padahal, model bisnisnya baru bisa menghasilkan value ke konsumen dan belum menghasilkan breakthrough value ke pemegang saham yang berupa profit berkelanjutan.
Inovasi bukanlah lomba lari cepat 100 meter, tapi lomba lari maraton. Setelah inovasi besar terwujud, diperlukan inovasi-inovasi kecil dalam kurun waktu panjang.
Dalam banyak kasus, inovasi kecil justru menjadi penentu kesuksesan. Apple dapat menjadi contoh perusahaan yang terus melakukan inovasi.
seharusnya perusahaan melakukan inovasi lanjutan untuk menyempurnakan model revenue. Bila tidak memiliki prinsip beta mentality atau pola pikir bahwa inovasi yang sudah meluncur masih berbentuk versi beta yang harus diperbaiki tanpa henti.
Innovation is not only about idea, it’s also about execution. 
Eksekusi sangat krusial dalam sebuah inovasi. Sukses perusahaan dari kesuksesan  kreativitas dan belum sepenuhnya sukses inovasi.banyak inovator terbuai kehebatan ide yang telah diciptakan tapi lupa pada eksekusi. Untuk mengeksekusi ide bisnis brilian, dibutuhkan kedisiplinan. 
Akan terus lari kencang walaupun tahu operasinya berdarah-darah. Terobosan model bisnis yang inovatif membuat sebuah perusahaan  terlalu percaya diri dan silau terhadap persoalan riil yang dihadapi, yaitu operasi yang merugi.


by. Enggal Ady Irmawan
Grounded Car Terminal Indonesia
01/05/2018


Related Posts:

0 Response to "CUSTOMER EXPERIENCE MAPPING BUDAYA CONTINOUS IMPROVEMENT"

Posting Komentar